Kata Berita, Jakarta – Jika Ketua Umum Partai Gerindra, sekaligus Menteri Pertahanan Nasional RI (Menhan) Prabowo Subianto gagal lagi di kontes Pilpres 2024, maka nasib partainya akan anjlok.
Setidaknya itulah yang dianalisis oleh pegiat media sosial sekaligus loyalis Presiden Jokowi, Denny Siregar.
“Saya melihat kelemahan dan kegagalan partai Gerindra dalam hal kaderisasi. Dari ribuan kader Gerindra mereka nggak bisa menjual nama lain selain nama Prabowo supaya partainya tetap besar,” kata Denny melansir Cokro TV, Kamis (01/06/23).
Ia juga menambahkan, untuk mendongkrak popularitasnya, Prabowo mulai menjual kedekatannya dengan Presiden Jokowi.
“Dan sialnya lagi nama Prabowo pun masih belum cukup sebagai alat untuk memperbesar partai, sehingga Prabowo harus selalu disandingkan dengan Jokowi yang selain sebagai presiden dia juga adalah kadernya PDI Perjuangan,” ungkapnya.
Denny juga menyindir usia Prabowo yang sudah seharusnya masuk masa pensiun.
“Prabowo tahun ini sudah 72 Tahun, usia sebenarnya sudah lama masuk ke masa pensiun,” katanya.
Rekan-rekan Prabowo pada waktu awal ikut nyalon di Pilpres 2009 kata Denny, bahkan sudah pada Pensiun jadi capres dan ada di belakang layar semua.
“Seperti Megawati, Wiranto dan Jusuf Kalla. Tapi Prabowo tetap ngotot ingin jadi presiden di usia tuanya sehingga mau nggak mau dia harus bersaing dengan capres-capres usia muda seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan,” jelasnya.
Menurut Denny, untuk Gerindra kalau Prabowo gagal lagi jadi presiden di tahun 2024 ini maka suara partai Gerindra sudah dipastikan akan anjlok.
“Karena nggak ada lagi kader Gerindra yang laku dijual selain Prabowo,” ungkapnya. ***
