kataberita.id, CIANJUR – Firli Rahmat (22) merupakan salah satu korban gempa Cianjur yang masih membutuhkan perawatan dan pengobatan karena kedua matanya mengalami luka dan kebutaan akibat terkena kaca jendela pada saat gempa susulan dini hari di Cianjur (27/11/2022).
Menurut pengakuan Firli, pada saat matanya tertancap kaca dan mengalami banyak pendarahan di bagian kedua matanya. Ia langsung dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, dan mendapat penanganan darurat dari rumah sakit sayang Cianjur.
Matanya dioperasi dengan alat dan ruangan seadanya, karena kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur belum stabil akibat terkena dampak gempa Cianjur 21 November 2022 lalu.
Usai dioperasi, Firli mendapatkan perawatan dan pengobatan secara gratis, meski pasien ditempatkan di tenda pengungsian rumah sakit.
Lelaki lajang yang berdomisili di kampung Babakan Tipar Desa Limbangansari itu, akhirnya harus dipulangkan, dan dianjurkan untuk rawat jalan pada setiap hari kamis ke RSUD sayang.
Karena luka di matanya yang sangat serius, maka keluarga memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dengan surat rujukan dari dokter poli mata RSUD.
Awalnya Firli mendapatkan perawatan dan pengobatan secara gratis di RS mata Cicendo, karena ia merupakan pasien korban gempa Cianjur, yang tentunya biaya pemeriksaan dan pengobatan ditanggung pemerintah.
Namun pada tanggal 21 Desember 2022, saat ia melakukan rawat jalan kembali di Cicendo. Dari bagian loket pendaftaran memberitahukan, bahwa pengobatan untuk pasien korban gempa Cianjur sudah berakhir sampai tanggal 20 Desember 2022.
Tidak hanya di rumah sakit mata Cicendo Bandung, di RSUD Sayang Cianjur pun, salah satu admin bagian Humas memberitahukan informasi yang sama pada saat keluarga Firli memberikan surat rujukan yang diberikan oleh dokter poli mata, agar supaya diregistrasi terlebih dahulu di sistem pendataan rumah sakit.
Kebijakan Pemerintah Cianjur dianggap tidak adil
Keluarga pasien mengaku merasa kecewa dan diperlakukan tidak adil, karena menurutnya korban gempa Cianjur harusnya diberikan penangan sesuai dengan kondisinya masing-masing.
“Ini pemerintah ngaco pisan, masa penanganan pasien korban bencana gempa Cianjur harus disetop? kan aneh, bagaimana jika pasien yang masih membutuhkan penanganan pengobatan secara berkala seperti adek saya ini, masa harus berbayar?” ungkap Santi, kakak dari Firli.
Terlebih keluarganya pun menyesalkan kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, untuk mengatasi korban gempa Cianjur. Mengingat donasi yang terkumpul di rekening Pemkab Cianjur sudah mencapai 15,4 miliar, per tanggal 10 Desember 2022.
“Ini kan adik saya pasien korban gempa, matanya masih butuh pengobatan, belum sembuh, bahkan mata kirinya belum bisa melihat. Terus, kemana larinya anggaran bantuan dari donasi? Itu kan sudah mencapai 15 miliar lebih,” lanjutnya.
Kini kondisi Firli hanya dirawat di rumah orang tuanya yang juga kondisi rumahnya mengalami kerusakan sedang akibat gempa Cianjur. (diinfoin/kataberita)