Harga Minyak Goreng Susah Turun Jadi Rp 14.000, Ternyata Ini Biang Keroknya Menurut Luhut

oleh
Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan (IST.)

kataberita.id — Biang keladi mengapa harga minyak goreng curah sulit turun menjadi Rp 14.000 per liter kini sudah ditemukan.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, masalah yang menjadi biang keladi itu berbeda-beda di setiap tempat. Salah satu masalahnya adalah monopoli, yang membuat realisasi distribusi di lapangan menjadi sulit dan terkendala.

Baca Juga :   Amien Rais: Pak Luhut, Segera Mengundurkan Diri, Please Resign

“Berdasarkan hasil analisa mendalam, realisasi distribusi di lapangan merupakan kunci pengendalian harga yang baik. (Di tingkat) Distributor II ini jangan sampai ada monopoli yang dimiliki satu orang yang dia menahan harganya dan memainkan harganya,” kata Luhut dalam konferensi pers, Minggu (5/6/2022).

Luhut menyebut, salah satu kendala yang membuat harga minyak goreng tak kunjung turun terjadi di Jakarta. Di Ibu Kota, kata Luhut, ada produsen minyak goreng yang menimbun pasokan.

Baca Juga :   Klaim Luhut Soal Pemilih Demokrat, Gerindra, dan PDIP, Dukung Penundaan Pemilu 2024, Ini Kata Demokrat

“Kelangkaan terjadi karena rasio barang yang diterima hingga tingkat pengecer menurun drastis. Hal ini mengindikasikan ada barang yang ditimbun dan didistribusikan ke luar wilayah target distribusi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” jelas Luhut.

Kasus lainnya terjadi di Jawa Barat. Berdasar hasil analisanya, data distribusi minyak goreng curah di Jawa Barat seolah terkesan tidak memiliki kendala. Namun jika menurunkan tim ke lapangan, harganya justru jauh lebih tinggi dibanding HET.

Baca Juga :   Tok! Mulai 28 April 2022, Jokowi Melarang Ekspor Minyak Goreng dan Bahan Bakunya

Setelah ditelusuri lebih lanjut, terdapat indikasi praktek monopoli. Meskipun barang telah didistribusi hingga ke pengecer, perusahaan-perusahaan yang menjadi distributor II rupanya hanya dimiliki oleh 1 orang saja.