Usai Baliho, Kini Heboh Sembako Kepak Sayap Kebhinnekaan

oleh
Sembako Kepak Saya Kebhinnekaan
Sembako Kepak Saya Kebhinnekaan (ist. via viva)

kataberita.id — Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 belum dimulai, tapi beberapa figur yang digadang-gadang masuk bursa bakal calon sudah bergerilya mendekati rakyat. Cara pendekatannya mulai memasang baliho dan kini bagi-bagi paket sembako bergambar wajah dan tertulis nama mereka.

Langkah memasang baliho di berbagai daerah yang gencar sebelumnya menuai kritik karena dinilai tidak peka dengan kesulitan rakyat di tengah pandemi. Pendekatan lewat baliho kurang efektif, cara lain tampak dicoba yaitu membagikan paket sembako untuk rakyat terdampak pandemi.

Beberapa elite pimpinan parpol yang sudah coba cara ini seperti Ketua DPR RI sekaligus politikus PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Nama mereka masuk dalam bursa capres atau cawapres versi survei. Namun, tingkat elektabilitasnya berdasarkan survei masih rendah.

Baca Juga :   Airlangga Intens Temui Ketua Umum Parpol, Sebelumnya Surya Paloh, Lalu Suharso dan Prabowo

“Kalau tas sembako ini ada kaitannya dengan usaha peningkatan keterpilihan elektabilitas. Mereka mungkin ada pertimbangan setelah baliho dikritik,” ujar pakar komunikasi politik Hendri Satrio, dikutip kataberita.id dari VIVA, Rabu kemarin, 25 Agustus 2021.

Menurut dia, dengan tas sembako berpotensi mendongkrak elektabilitas. Alasannya cara itu bersentuhan dan manfaatnya dirasakan langsung oleh rakyat sebagai calon pemilih di pemilu. “Pendekatan tas sembako itu beda dengan baliho. Baliho baru sekadar popularitas. baliho itu dah gabungan elektabilitas dan popularitas,” tutur Hensat, sapaan akrabnya.

Baca Juga :   Jika PDIP Tak Usung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Ini Kata Pengamat...

Cara bagi-bagi sembako masih disorot, kolega di parpol pun pasang badan membela. Politikus PDIP Kapitra Ampera meminta jangan semua diukur dalam persepsi politik yang negatif. 

Menurut Kapitra, selama Puan, Muhaimin, dan Airlangga menggunakan uang pribadinya dalam memasang baliho dan membagikan sembako maka tak ada masalah.

“Kalau mereka pakai uang pribadinya bukan uang negara itu haknya tidak usah dibawa ke ranah politik karena di politik itu ada social selection,” ujar Kapitra saat dikonfirmasi VIVA, Kamis, 26 Agustus 2021.

Dia bilang aksi bagi-bagi sembako bermanfaat untuk rakyat kecil di tengah pandemi. Kata Kapitra, dalam menilai isu ini mesti objektif. Terkait bagi sembako bisa mendongkrak elektabilitas Puan dan tokoh politik lainnya, ia menjawab santai. 

Baca Juga :   Duh Airlangga Hartarto Terancam Dikudeta, Ini Deretan Calon Penggantinya Termasuk Pensiunan Jendral Kopasus

“Terlalu dini kita simpulkan. Yang jelas itu perbuatan baik yang dilakukan Mbak Puan, harus kita apresiasi,” tutur Kapitra.

Pun, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan efektifitas sembako untuk mendongkrak elektabilitas lebih bagus ketimbang baliho. Menurut dia, beberapa figur yang terapkan cara ini dengan merujuk hasil lembaga survei masih memperoleh elektabilitas rendah.