Suatu ketika, Kemal sang komandan menjadi saksi sebuah peristiwa aneh. Seorang anggota milisi PKI tertangkap di Blora, dan dijadikan tawanan. Setelah tertangkap, anggota PKI yang ta disebut namanya itu malah meminta dieksekusi mati kepada Kemal.
Kemal pun lebih dulu mendatangi seorang Komandan Pleton (Danton), untuk memintanya mengeksekusi sang tahanan. Sang Danton sempat bertanya kepada Kemal hingga akhirnya tampil sebagai algojo anggota PKI yang tertangkap itu.
“Ada apa mayor? ucap Danton anak buah Kemal.
“Itu tawanan minta mati,” kata Kemal menjawab pertanyaan anak buahnya.
Tak pakai lama, pistol langsung dicabut sang Danton dari sarung dan langsung menekan pelatuknya. Siapa sangka, pistol Danton tak mau menyala. Padahal, ujung pistol sudah menempel di kening anggota PKI itu. Kemudian, peluru pistol juga terisi penuh.
Sang Danton sempat dua kali mencoba untuk menembakkan pistolnya. Namun, hasilnya nihil. Kebingungan, Danton pun bertanya kepada sang tawanan sampai sang tawanan menjawabnya dengan satu kata.
“Kamu punya ilmu ya?” tanya Danton kepada sang tawanan.
“Tidak,” ujarnya.
Saat anggota PKI itu menjawab pertanyaan Danton, peluru pistol akhirnya berhasil dimuntahkan. Peluru pistol sang Danton melubangi kepala anggota PKI, yang beberapa saat kemudian tubuhnya roboh menghujam tanah.
Ternyata, jawaban “tidak” yang diucapkan oleh anggota PKI tadi lah kata kuncinya. Menurut Mayjen TNI (Purn.) Rachwono yang juga menjadi saksi peristiwa itu, sang tawanan sengaja mengucapkan kata “tidak” untuk melepaskan ilmu kebal peluru yang dimilikinya.
Sehingga pada akhirnya, peluru yang dimuntahkan pistol Danton mampu menembus tubuhnya. (viva/kataberita)