kataberita.id — Plt Ketua Umum (Ketum) PSI Giring Ganesha akhirnya angkat suara terkait debat panasnya dengan mantan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau Pasha Ungu di Instagram. Giring merasa dirinya tidak naif.
“Jadi kan menurut saya, ya balik lagi, yang naif siapa? Dan yang kedua, ya saya kan vokalisnya nidji bukan band naif, gitu sih,” ujar Giring di Hotel Kampi Surabaya usai pelantikan pengurus PSI Jatim, Rabu (24/2/2021) malam.
Giring menjelaskan PSI punya 8 kursi di DPRD Jakarta untuk memperjuangkan suara masyarakat. Menurut Giring, pemerintahan DKI Jakarta di bawah Gubernur Anies Baswedan belum maksimal.
“Ya balik lagi sih, kalau kita di PSI kita punya 8 kursi yang setiap hari berjibaku untuk menjadi perwakilan suara masyarakat Kota Jakarta. Dan di situ kita bisa melihat sendiri permasalahan apa saja yang dialami masyarakat Jakarta dan bagaimana pemerintahan Mas Anies menurut kita masih belum maksimal,” jelas Giring.
Giring kemudian mengingatkan banjir yang terjadi di Jakarta pada tahun 2020 lalu. Pada saat itu, ada harapan agar pemerintah siap di musim penghujan tahun 2021 tidak terjadi banjir.
“Saya cerita dikit deh, di 2020 masih ingat ada banjir besar di Jakarta. Kita benar-benar merasa bahwa, punya seperti berdoa lah, mudah-mudahan pemerintah DKI Jakarta bisa siap menghadapi musim penghujan di 2021. Dan jangan sampai kejadian lagi banjir, tapi ternyata banjir lagi,” bebernya.
Giring merasa kritikannya sudah sesuai data dan sebuah bentuk masukan kepada pemerintah. Bagi Giring, mengkritik pemerintah DKI Jakarta merupakan haknya.
“Jadi kritikan yang sudah saya tuliskan itu berdasar data, satu. Kedua, itu adalah kritikan yang membangun seharusnya, iya kan. Dan ketiga saya sebagai warga DKI Jakarta yang membayar pajak, jadi itu adalah hak saya,” tegas Giring.
Giring menambahkan dirinya tidak perlu harus menjadi pejabat untuk mengkritik pemerintah. Apalagi banjir tersebut disebut Giring berdampak besar kepada masyarakat.
“Sedangkan kalau saya harus menjadi Presiden dulu baru bisa mengkritik atau menjadi Gubernur dulu baru bisa mengkritik, bagaimana nasib para pengusaha-pengusaha di Kemang yang sudah 2 tahun berturut-turut ini, usahanya kelelep, harus bersih-bersih lagi. Mungkin ada juga temen-temen kita yang juga mobilnya akhirnya rusak. Atau bahkan ya kita tahu sendiri ada korban-korban juga kan, masak saya harus jadi Gubernur dulu untuk bisa mengkritik?,” pungkas Giring.