29 Orang Tewas Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Negara Ini Beri Peringatan

oleh
Ilustrasi suntik vaksin
Ilustrasi suntik vaksin (foto: ist. via Tribunews)

kataberita.id — Norwegia memberi peringatan akan resiko vaksin Covid-19. Langkah ini diambil setelah beberapa kematian terjadi kepada beberapa lansia, 80 tahun ke atas, setelah disuntik vaksin.

Pejabat setempat mengatakan 29 orang telah meninggal di negara itu dalam waktu singkat setelah menerima dosis pertama. Menurut Badan Obat Norwegia (NMA) dari kematian tersebut 13 telah diotopsi dengan hasil menunjukkan bahwa efek samping yang umum mungkin telah berkontribusi pada reaksi parah pada orang tua yang lemah.

Baca Juga :   Presiden Jokowi: RI Akan Dihadapkan pada Pengangguran Jumlah Besar

“Ada 13 kematian yang telah dinilai, dan 16 kematian lainnya yang saat ini sedang dinilai,” kata badan tersebut dikutip Senin (18/1/2020).

Semua kematian yang dilaporkan terkait dengan orang tua dengan gangguan dasar yang serius. Kebanyakan mengalami efek samping seperti mual dan muntah, demam, reaksi lokal di tempat suntikan, serta memburuknya kondisi yang mendasarinya.

Baca Juga :   Sungguh Memalukan, Anies Minta Bantuan Ini ke Negara Asing

Bloomberg dan South China Morning Post (SCMP) menulis dalam program vaksinasinya, Norwegia hanya menggunakan vaksin besutan Pfizer BioTech. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru mengingat efek samping vaksin itu mungkin sangat berat bagi pada lansia.

“Bagi mereka yang memiliki ‘kelemahan’ parah, bahkan efek samping vaksin yang relatif ringan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius,” kata Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (NIPH).

Baca Juga :   Menyedihkan, Kisah Guru Honorer Digaji Hitungan 180 Ribu Per Bulan, Tapi Masih Semangat Kunjungi Rumah Siswa untuk Mengajar

“Bagi mereka yang memiliki sisa masa hidup yang sangat singkat, manfaat vaksin mungkin kecil atau tidak relevan.”

Sementara itu Pfizer BioTech dikatakan sedang bekerja sama dengan pemerintah Norwegia untuk menyelidiki kasus kematian ini. Belum ada komentar lagi dari pembuat vaksin AS dan Jerman itu.