kataberita.id, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaparkan kasus aktif dan kesembuhan Corona di Indonesia memburuk. Ia turut menyoroti lonjakan kasus Corona di DKI dan Jawa Tengah. Apakah ini sebagai pertanda akan adanya reshuffle kabinet?
Pakar Politik Median Rico Marbun menilai penyebaran virus Corona sulit dihindari. Hal itu dikarenakan belum adanya vaksin.
“Semua kegiatan akan masyarakat yang terbuka pasti berpeluang mendatangkan kasus infeksi baru,” ujar Rico seperti dilansir detikcom, Senin (30/11/2020).
“Di saat yang sama kalau aktivitas terhenti. Situasi ekonomi yang sudah tidak baik, akan semakin memburuk,” sebutnya.
Namun, selain karena semakin buruknya situasi Corona di Indonesia, faktor terjeratnya Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK juga menjadi pertanda bahwa reshuffle kabinet perlu dilakukan.
“Tapi kita tahu pasca penangkapan pak Edhy, jelas ada peluang reshuffle. Hanya saja kalau reshuffle hanya untuk mengganti Edhy mungkin situasi agak kurang baik untuk Gerindra,” kata Rico.
Menurut Rico, Jokowi juga mempertimbangkan peningkatan kasus Corona sehingga situasi bila reshuffle dilakukan akan lebih kondusif.
“Jadi kalau angle reshuffle yang diambil juga terkait penanganan Covid. Tentu akan lebih baik untuk situasi kondusif koalisi,” katanya.
Sebelumnya, Jokowi memaparkan data terbaru terkait angka kasus Corona di RI. Dia menyebut kasus aktif Corona di RI meningkat menjadi 13,41 persen.
Awalnya Jokowi menyebut dua Provinsi, yakni DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang mengalami kenaikan drastis kasus positif dalam 2-3 hari belakangan. Jokowi lantas mewanti-wanti kenapa dua daerah itu bisa sangat drastis kenaikan kasusnya.
“Agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis, hati-hati,” ujar Jokowi dalam Ratas Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di YouTube Setpres, Senin (30/11/2020).