Resor Terbesar di Bintan Kepri Tutup, Gulung Tikar karena Rugi

oleh
Bintan Lagoon Resort (BLR)
Bintan Lagoon Resort (BLR)

kataberita.id, Bintan — Lagoon Resort (BLR), resor terpadu dan terbesar yang terletak di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, akan berhenti beroperasi karena kunjungan sepi selama dua tahun terakhir, dan mendapat kerugian yang besar.

Rencana penutupan tersebut sudah disampaikan secara tertulis ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bintan per 31 Juli 2020.

“Betul, suratnya sudah kami terima dan langsung ditindaklanjuti,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bintan Indra Hidayat dikutip dari Antara, Kamis (6/8).

Baca Juga :   Kepulauan Riau Diserang Para Penyair dari Berbagai Negara di Asia Tenggara

Pihaknya sudah menurunkan tim dari Disnaker Bintan dan Pengawas Ketenagakerjaan (Wasker) Pemprov Kepri untuk berkonsolidasi dengan pihak BLR terkait rencana penutupan tersebut.

“Kami turut memberikan pengarahan dan pembinaan terkait hal-hal yang perlu dipenuhi BLR untuk menutup usaha mereka,” imbuhnya.

Indra memaparkan penutupan BLR pun menyebabkan sekitar 500 karyawan terkena dampak PHK massal.

Baca Juga :   3 Kapal Perang Indonesia Usir Kapal China Keluar dari Natuna

“Ada 500 karyawan terancam di-PHK, karena kondisi perusahaan terpuruk,” tutur Indra.

Lebih lanjut, Indra menegaskan bakal mengawal proses PHK karyawan BLR, terutama menyangkut hak-hak pekerja yang harus dipenuhi perusahaan sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

“Misalnya, menyangkut uang pesangon karyawan,” imbuhnya.

Sementara, Pengurus Cabang Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Bintan, Mansur mengaku sebanyak 500 karyawan BLR sudah menerima pengumuman PHK dari manajemen perusahaan.

Baca Juga :   Kenalan Yuk dengan Cen Sui Lan, Sosok Muslimah Taat Suami Pengganti Ansar Ahmad di DPR

Mansur menuntut pihak perusahaan dapat membayar uang pesangon kepada para karyawan sesuai dengan masa kerja mereka. Termasuk beberapa komponen di dalamnya, seperti uang jasa, uang perumahan, dan uang kesehatan.

“Kami pun meminta Disnaker mengaudit, apakah BLR betul-betul alami kerugian atau tidak,” demikian Mansur. (CNN Indonesia/kataberita)