Daun Tanpa Nama
aku menjadi sehelai daun tanpa nama, diremas
cemas musim panas. di sekeliling angin berlari-lari,
ke sana kemari tanpa kendali. sesekali sajamampir
di dekat jendela. menunggu pagi membuka matamu.
melempar senyum pada bebunga rindu di sana.
tidak kepadaku, tidak untukku. demikianlah
akhir riwayatku.
Indramayu, 2019
Wangi Getah Tandan Bunga
dekatkan hidungmu, puan
kita cium wangi getah tandan bunga
cairan manis dari nira
: mimpi kita
esok ia membeku jadi gula
lalu lumer di mulut matahari
memberi rasa pada aliran bibir
mengakhiri getir
hari pun di mulai lagi
kita meneguk segelas bahagia
seperti diksi pada puisi
bertaburan imajinasi
Indramayu, 2019
Anggur Pembuluh Darah
jika cinta memabukan
mengalirlah bersama anggur pembuluh darah
merah rebah seluruh tubuh
kehilangan akal dan gila
tapi aku merasa senang. tenang
meneguk sari pati bayangan
diterbangkan awan yang berarak-arak
anganku berarak. kelopak-kelopaknya bertimbun
dunia begitu indah diangankan
dari jauh aku memikirkanmu
gemetar api halilintar menyambar
membungkus pohon berayun
seperti ini
jika datang matahari musim semi
bunga dan kekayaan madu tak henti melimpah
berkelindan dengan lebah
tapi berapa lama bertahan
daun segera gugur. merangas cemas
cinta pun menemukan kenyataan
dalam jalinan keranjang
buah-buah anggur membusuk
dan hati pun tertusuk
Indramayu, 2019
*Faris Al Faisal lahir dan tinggal di Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam Asean Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 dan mendapat Piala bergilir ‘Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret. Tersiar pula puisi-puisinya di media lokal, nasional, dan Malaysia. Buku puisi terbarunya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018).