kataberita.id — Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama, soroti tindakan anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Demokrat Muhammad Nasir yang mengusir Dirut PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Orias Petrus Moerdak, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP). Orias diminta keluar dari ruangan oleh Nasir sambil gebrak meja.
Alasan Nasir mengusir Orias adalah ia tidak kooperatif menjawab pertanyaan anggota dewan terkait utang bertenor 30 tahun untuk membeli saham PT Freeport Indonesia.
Bahkan Nasir juga menyurati Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir agar mencopot Orias dari posisi Dirut Inalum.
“Kami mendukung penuh ketegasan Muhammad Nasir yang mengusir Dirut Inalum Orias Petrus di DPR,” kata Haris di Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020.
Politikus Partai Golkar tersebut juga meminta Erick Thohir agar segera mencopot Orias dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Menurutnya, Orias datang ke DPR dengan persiapan yang minim, salah satunya dia tidak membawa data yang diminta DPR.
“KNPI juga meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk memerintahkan Meneg BUMN mencopot Orias secepatnya,” kata Haris.
Bahkan, kata Haris, KNPI di seluruh Indonesia akan menggelar aksi serempak meminta Erick Thohir untuk mencopot Orias. “Seluruh anggota KNPI di berbagai wilayah di Indonesia akan turun ke jalan untuk meminta Erick Thohir segera mencopot Orias,” katanya.
Pembahasan utang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk merestrukturisasi utang akuisisi PT Freeport Indonesia di DPR memanas. Bahkan, Dirut Inalum Orias Petrus Moedak bahkan diminta untuk meninggalkan ruangan rapat oleh anggota Komisi VII Fraksi Demokrat Muhammad Nasir. Dia menanyakan tidak adanya bahan paparan lengkap terkait utang Inalum.
Inalum baru saja mendapatkan global bond sebesar US$2,5 miliar pada Mei 2020.
Dari nominal tersebut, US$1 miliar di antaranya digunakan untuk merestrukturisasi sebagian utang dalam bentuk global bond sebesar US$4 miliar yang digunakan Inalum untuk membeli 51,24 persen saham Freeport Indonesia. (Vivanews/kataberita)