Wow! Pendiri Bukalapak Diangkat Jadi Direktur Telkom oleh Erick Thohir

oleh
Muhammad-Fajrin-Rasyid-bukalapak
Muhammad Fajrin Rasyid (foto: istimewa)

kataberita.id, Jakarta — Dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Telkom (Persero) Tbk, telah resmi Muhammad Fajrin Rasyid ditunjuk sebagai Direktur Digital. Fajrin adalah salah satu pendiri marketplace Bukalapak. Fajrin menggantikan posisi sebelumnya Faizal R. Djoemadi.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan Fajrin akan menyerahkan tugas dan tanggungjawab fungsional harian sebagai Presiden Bukalapak kepada para Dewan Direksi dan Manajemen Bukalapak.

“Kami mengonfirmasi bahwa salah satu Co-Founder sekaligus Presiden Bukalapak, Muhammad Fajrin Rasyid, telah resmi ditunjuk dan ditetapkan sebagai Direktur Digital Business Telkom Indonesia,” ujar Rachmat dalam siaran resmi dikutip Jumat kemarin (19/6).

Sementara itu, Fajrin mengucapkan terima kasih atas amanah baru yang diberikannya. Ia berharap bisa meneruskan 10 tahun pengalamannya di Bukalapak saat menjabat sebagai Direktur Digital Business Telkom.

“Sekarang saatnya saya membantu Indonesia lebih maju lagi, dengan fokus untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia, bersama Telkom. Saya berharap, pengalaman saya membesarkan bisnis startup hingga menjadi besar seperti sekarang, dapat membawa kontribusi untuk mengembangkan Telkom.”

Baca Juga :   Terungkap Sudah, Jadi Ini Penyebab Tagihan Listrik Meroket

dikutip dari CNN Indonesia, rumor penunjukan Fajrin memang sudah beredar sebelumnya. Apalagi, Erick sempat membocorkan bakal ada direktur baru di Telkom. Direktur baru itu usianya di bawah 40 tahun, atau dari kalangan milenial.

Sebelum menggelar RUPS pada Jumat, (19/6) Menteri BUMN Erick Thohir telah membocorkan direksi milenial yang akan dia pilih.

“Saya bocorkan mungkin, salah satu direksinya usianya di bawah 40 tahun,” kata Erick belum lama ini.

Sosok Fajrin bukan nama asing di telinga publik. Ia merupakan Presiden sekaligus salah satu Pendiri Bukalapak, salah satu platform toko daring (e-commerce) terbesar di Indonesia.

Pria bernama lengkap Muhamad Fajrin Rasyid ini mengagas Bukalapak, bersama rekannya Ahmad Zaky pada 2010 lalu. Keduanya merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Juga :   Alumnus ITB yang Menteri dan Pejabat BUMN Fokus Bekerja Atasi Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi

Bersama timnya, Fajrin berhasil membawa Bukalapak menjadi e-commerce yang memberdayakan lebih dari 5 juta pedagang online di seluruh Indonesia. Bukalapak juga memiliki lebih dari 70 juta pengguna di dalam negeri. Prestasi itu, membuat Bukalapak dilirik oleh investor asing.

Bahkan di 2019, mendapatkan pendanaan seri F dari Shinhan GIB asal Korea Selatan. Suntikan investasi ini membuat valuasi Bukalapak melampaui US$2,5 miliar atau lebih dari Rp35 triliun. Pria kelahiran 11 September 1986 ini telah berkair di Bukalapak selama 8 tahun.

Siang ini, dilansir dari CNN Indonesia, telkom akan menggelar mulai pukul 14.00 WIB. Dalam undangan kepada pemegang saham, terdapat enam agenda rapat salah satunya perubahan pengurus perseroan.

Pertama, persetujuan atas laporan tahunan perseroan 2019, termasuk laporan tugas pengawasan dewan komisaris. Kedua, pengesahan atas laporan keuangan perseroan dan laporan tahunan program kemitraan dan bina lingkungan 2019, serta pembebasan tanggung jawab anggota direksi dan dewan komisaris.

Baca Juga :   Baliho Erick Thohir 'Capres 2024' Ramai Terpasang di Pacitan, Relawan Berkah: Ini Kehendak Rakyat

Ketiga, penetapan penggunaan laba bersih perseroan 2019. Keempat, penetapan remunerasi bagi anggota direksi dan dewan komisaris untuk 2019. Kelima, penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memeriksa laporan keuangan perseroan 2020. Keenam, perubahan susunan pengurus perseroan.

Diketahui, Erick memang sedang gencar-gencarnya merombak jajaran direksi dan komisaris BUMN. Beberapa perusahaan itu, misalnya PT Pertamina (Persero), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menilai wajar jika pergantian direksi di tubuh perusahaan pelat merah selalu menjadi perhatian banyak pihak. Hal ini karena mayoritas saham perusahaan digenggam oleh BUMN atau dengan kata lain pemerintah mewakili masyarakat dalam mengontrol BUMN di dalam negeri. (CNN Indonesia/kataberita)