Survei IGI: 85,3% Orangtua Menolak Anak Mereka Masuk Sekolah Saat Wabah

oleh

kataberita.id — Jelang tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020 hingga kini pemerintah belum memutuskan model pembelajaran yang akan ditempuh sekolah. Pemerintah harus mengedepankan keselamatan dan kesehatan baik guru, siswa dan orangtua.

Ada tiga usulan model pembelajaran yang kini muncul untuk tahun ajaran baru nanti. Pertama, melanjutkan pembelajaran jarak jauh via online secara nasional. Model ini dianggap aman guna mencegah dan memutus mata rantai penularan dan penyebaran covid-19 pada warga sekolah yaitu siswa, guru, orangtua dan petugas sekolah.

Kedua, sekolah dibuka untuk tatap muka langsung dengan disertai penerapan protokol kesehatan bagi warga sekolah, yaitu jaga jarak, cuci tangan dan penggunaan masker.

Ketiga, menggunakan sistem zonasi, sekolah yang berada di zona merah tetap ditutup dan terus mempraktekan pembelajaran jarak jauh sedangkan sekolah yang masuk ke dalam zona hijau bisa membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.

Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengadakan survei yang diikuti 4.468 orangtua siswa, menunjukkan 85,3% orangtua menolak anak mereka masuk sekolah saat wabah covid19. Sejumlah orangtua tidak yakin (48,7%) dan ragu (35,2%) sekolah bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sedangkan yang yakin hanya 16,1%.

“Ada orangtua yang mengatakan anaknya tetap bodoh (tertinggal pelajara) tetapi tetap sehat daripada pintar tetapi sakit atau meninggal.” Ujar Ketua Umum IGI R Ramli Rahim, Sabtu 6 Juni 2020.

Guru juga banyak menyatakan belum siap untuk mengadakan pembelajaran tatap muka di sekolah. “Kami belum siap.” Kata Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah dalam satu komando Presiden Joko Widodo memperhatikan perlindungan anak dalam masa wabah covid19. Arahan Presiden terkait pembukaan tahun ajaran baru di sekolah akan menghentikan kontroversi model pembelajaran.
“Pembelajaran tatap muka sebaiknya ditunda hingga kondisi benar-benar aman untuk keselamatan anak usia sekolah,” tutup Ketua KPAI Susanto. (kataberita/icn)