Jokowi Itu Macan Bukan Kucing, Ini Opini Denny Siregar

oleh

kataberita.id — Tanpa banyak publik yang sadar, sebenarnya sejak beberapa waktu lalu ada gerakan-gerakan kecil yang mencoba membangun persepsi menurunkan Presiden. Enggak tahu kenapa, mereka sepertinya enggak sabar banget Jokowi memimpin sampai 2024. Mungkin karena terlalu lama, dan mereka sudah karatan menunggunya.

Ini bukan paranoid ya, tapi kita bisa melihat keping-keping petunjuk supaya bisa membayangkan seperti apa gambar besarnya.

Keping pertama adalah saat kontroversi lockdown dan kontra-lockdown, waktu awal Covid-19. Ada beberapa pihak, bahkan partai yang dengan sistematis membangun wacana supaya Indonesia lockdown. Bahkan beberapa kepala daerah yang berada dalam satu garis partai, sudah melakukan lockdown duluan tanpa koordinasi dengan pusat.

Baca Juga :   Refly Harun: Jika Gubernur DKI Jakarta Dipidana, Jokowi Pun Bisa Kena Juga

Itu jelas memainkan persepsi supaya pusat dianggap lemah dan tidak berwibawa.

Tapi pemerintah pusat mengambil jalan lain, yaitu lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan PSBB, urusan penanganan Covid-19 banyak diserahkan ke daerah, dengan begitu serangan ke pusat pun jauh berkurang.

Tanpa banyak publik yang sadar, sebenarnya sejak beberapa waktu lalu ada gerakan-gerakan kecil yang mencoba membangun persepsi menurunkan Presiden. Enggak tahu kenapa, mereka sepertinya enggak sabar banget Jokowi memimpin sampai 2024. Mungkin karena terlalu lama, dan mereka sudah karatan menunggunya.

Baca Juga :   TPUA Menuntut Jokowi Mundur jadi Presiden: Tak Akan Memaksa, Kecuali Dia Bertaubat

Ini bukan paranoid ya, tapi kita bisa melihat keping-keping petunjuk supaya bisa membayangkan seperti apa gambar besarnya.

Keping pertama adalah saat kontroversi lockdown dan kontra-lockdown, waktu awal Covid-19. Ada beberapa pihak, bahkan partai yang dengan sistematis membangun wacana supaya Indonesia lockdown. Bahkan beberapa kepala daerah yang berada dalam satu garis partai, sudah melakukan lockdown duluan tanpa koordinasi dengan pusat.

Itu jelas memainkan persepsi supaya pusat dianggap lemah dan tidak berwibawa.

Tapi pemerintah pusat mengambil jalan lain, yaitu lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan PSBB, urusan penanganan Covid-19 banyak diserahkan ke daerah, dengan begitu serangan ke pusat pun jauh berkurang.

Baca Juga :   Dua Anak Jokowi Dilaporkan ke KPK, Moeldoko Heran: Masa Anak Presiden Gak Boleh Kaya Raya?

Dan berhasil, orang kemudian fokus pada daerahnya masing-masing dan memunculkan panggung-panggung baru yang diisi oleh beberapa kepala daerah.

Sesudah fase PSBB dilakukan, sekarang masuk ke fase new normal untuk memulihkan ekonomi negeri. Karena sesudah gempa besar Covid-19, tsunami resesi ekonomi sedang datang ke sini. Dan itu sudah disuarakan banyak pengusaha besar, bahwa mereka hanya bisa bertahan sampai bulan Juni. Kalau tidak, bulan Agustus diprediksi akan terjadi PHK besar-besaran.