Mungkinkah Positif “Lagi” COVID-19, di Gelombang Kedua?

oleh

kataberita.id, CIANJUR — Kesembuhan Pasien COVID-19 merupakan kabar bahagia yang memberikan perasaan optimis warga Indonesia, namun akhir-akhir ini beredar kabar yang tidak menyenangkan, tidak lain karena beberapa pasien yang telah dinyatakan sembuh kembali terjangkit.

Kasus kakek berumur 69 tahun di Blitar yang awalnya masuk dalam klaster pelatihan haji dengan status PDP yang kemudian dinyatakan sembuh, satu April menjalani test swab kedua dinyatakan positif kembali setelah isolasi mandiri, kasus lainnya terjadi pada ajudan Gubernur Sumatera Selatan Ori Kurniawan, ia dinyatakan sembuh total pada 4 mei 2020 namun saat menjalani test, ternyata ia positif kembali dan kasus terakhir dialami Mantan Putri Pariwisata 2008, Albertina Fransisca Mailoa Pada 26 Maret lalu setelah menjalani tes swab ia dinyatakan positif virus Corona. Setelah melakukan tes swab kedua hasil menunjukkan ia negatif dari virus tersebut dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun ia kembali melakukan tes setelah pada 13 April mengalami demam kembali. Usai melakukan pemeriksaan ia kembali dinyatakan positif virus Corona COVID-19.

Dalam Live Streaming di Instagram yang bertajuk #LetsTalkWithMotiveAction Stay Healthy During Pandemic tanggal 9 Mei 2020, acara yang digagas oleh komunitas Motiveaction.id kolaborasi denha @Ayoberkawan, turut Mengundang dr. Mima Towifah sebagai narasumber, dan lawan bicara Suci Fauzi sebagai Founder Motiveaction.id.

Baca Juga :   Suara PDIP di 2024 Bisa Anjlok Karena Kekecewaan Penanganan Covid? Kecuali Mampu Lakukakan Ini...

Dalam live streaming tersebut membicarakan seputar tips-tips untuk tetap menjaga kesehatan selama masa pandemic Covid19 ini mulai dari kesehatan mental masyarakat yang menjalani pekerjaan dari rumah, Suci mempertanyakan

“Sebagai salah satu antisipasi untuk tidak mudah terjangkit virus adalah ketahanan tubuh yang dimulai dari kesehatan mental, bagaimana masyarakat yang tadinya terbiasa bekerja atau melakukan aktivitas di luar dapat menghadapi hal tersebut karena pasti kita mengalami stress, bagaimana untuk tetap bias sehat selama pandemic ?”

“Masyarakat maupun saya mengalami kejenuhan terutama saat melihat berita tentang COVID19, itu memang udah diteliti Asian Journal Psyciatry kurang lebih populasi dunia mengalami ansietas yang dapat menjadi parah hingga pada tahap depresi, hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat mencegah ansietas menjadi depresi salah satunya adalah aktivitas fisik yang menyenangkan di dalam rumah, seperti melakukan dancing, stretching, kegiatan yang disukai lainnya melalui media-media internet sebagai “short activation” untuk membangkitkan semangat dalam menghadapi kondisi saat ini dan meningkatkan imunitas fisik, hal itu dilakukan tanpa harus bertemu dan bersinggungan dengan orang lain, karena kesehatan itu tidak bias dipisahkan dari tiga item penting, sehat secara fisik , mental dan sosial“. Ungkap dr. Mima dengan jelas.
 
Selain tips-tips kesehatan lainnya  Suci yang diketahui sebagai Mahasiswa S2 UNPAD Jurusan Ilmu politik juga mencermati Fenomena “Second Wave” corona Virus yang akhir-akhir ini terjadi, Suci menyatakan, fenomena ini patut menjadi perhatian Pemerintah khususnya untuk orang-orang pekerja kesehatan yang melakukan test PCR (Polymerase Chain Reaction) salah satu metode untuk mendeteksi Virus Corona dengan kurun waktu 30 menit karena masih terdapat beberapa human error, dampak dari hal tersebut orang-orang yang positif kemudian sembuh dan kembali positif yang ternyata ditemukan beberapa penyebab dimana salah satunya adalah pengambilan sample yang kurang baik “
Pernyataan Suci ini didasarkan pada pernyataan dr. Mima yang diketahui sedang menjalani penelitian spesialis clinical pathologist di UNPAD ia membenarkan “ limitasi dari pemeriksaan diagnostik contohnya pada saat pengambilan sampel yang pertama kurang baik, sehingga tidak terdeteksi dan dinyatakan negative.

Baca Juga :   Jelang PPKM Darurat, HMI Cabang Cianjur Tagih Janji Pemerintah Terkait Kesejahteraan Nakes

Second wave Corona Virus juga terjadi di Wuhan dimana populasi OTG/ODP/PDP tidak terdeteksi pada saat pertama kali sehingga kasus positif di wuhan kemarin dinyatakan sudah nol, bisa kita bayangkan akan ada berapa ribu orang di Indonesia apabila tidak terdeteksi terkait orang-orang dalam status OTG/PDP/ODP sebelumnya, ini balik lagi ke kesadaran masyarakat yang mau melakukan Swab test, karena sampai sekarangpun masih dalam keadaan terbatas “ Papar dr Mima.

Baca Juga :   Gaji ke 13 Terancam Lenyap Dibagikan, Jokowi Buat PNS Kaget, Jor-joran Gelontorkan Dana Insentif di Tengah Pandemi untuk Dunia Usaha

Dalam Virtual Diskusi antara Suci dan dr.Mima dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pandemic ini tidak diketahui untuk dapat menghadapi keadaan saat ini adalah untuk menjaga kesehatan mulai dari pola hidup sehat dan rajin aktivitas fisik meski di dalam rumah, kemudian pola pikir yang positif, serta kesadaran terhadap lingkungan untuk dapat membantu tim medis dan yang lain dalam masa masa sulit.

Statement terakhir oleh Suci “ Kita harus yakin semua akan berlalu dan pada saat itu kita jadikan ini pengalaman yang berharga, sebagai pengingat bahwa hidup kita diberikan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin,  dan menjaga kelestarian bumi dengan gaya hidup yang ramah, dan pola interaksi sosial ke arah lebih maju “ pungkasnya. (kataberita/icn)