Pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Bojongkasih, Desa Sindangsari, Kecamatan Kadupandak, Cianjur, Jawa Barat, yang mengakibatkan jalan desa sepanjang 100 meter ambles satu meter, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
“Saat ini jalan desa tersebut tidak dapat dilalui kendaraan dan aktivitas warga terganggu. Kendaraan dialihkan ke jalan alternatif melalui Desa Bojongkasih, untuk warga yang akan melakukan aktifitas mendesak,” kata Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sofyan dikutip dari Antara, Minggu (12/1/2020).
Ia menjelaskan, sebagian besar kontur tanah di wilayah Kadupandak sangat labil, sehingga sangat rawan terjadi bencana alam pergerakan tanah dan longsor seiring hujan yang turun deras dengan intensitas tinggi.
Dikhawatirkan pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Cianjur tersebut terus meluas dan terjadi di sejumlah titik karena pergerakan tanah dipicu tingginya intensitas hujan selama sepekan terakhir.
Pihaknya telah menyiagakan petugas dan relawan tangguh bencana untuk siaga dan waspada guna melakukan penanganan cepat saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Meskipun hanya satu garis retakan yang terjadi, namun celahnya cukup besar dan dalam. Tidak hanya jalan desa, area pesawahan di wilayah tersebut terancam gagal panen,” katanya.
Pihakya mengimbau warga Cianjur untuk segera berkoordinasi dengan aparat atau petugas Relawan Tangguh Bencana agar dapat langsung ditangani saat hendak mengungsi atau mendapat informasi secara rinci terkait pergerakan tanah yang terjadi.
“Relawan sudah dat dan meminta warga untuk segera mengungsi ketika pergerakan tanah terus meluas dan mulai mengancam perkampungan. Untuk saat ini laporan sementara pergerakan tanah yang terjadi masih jauh dari perkampungan,” katanya.
Ia menambahkan sebelumnya pergerakan tanah juga terjadi di Kampung Cibolang, Desa Wargaasih, Kecamatan Kadupandak, yang menyebakan irigasi jebol sehingga satu hektare area pesawahan terancam gagal panen dan satu rumah rusak. (Liputan6)