Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo melakukan pemantauan titik-titik terdampak banjir. Pemantauan dilakukan dengan naik helikopter.
Usai sekitar hampir satu jam ketiganya mengudara, Anies mengatakan salah satu penyebab utama banjir karena tidak adanya pengendalian air dari sisi selatan Jakarta.
“Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya,” kata Anies, Jakarta, Selasa (1/1).
Bahkan, kata Anies, saat Pemerintah Provinsi Jakarta melakukan normalisasi Kali Ciliwung di tahun sebelumnya yang melintasi Kampung Melayu, banjir dengan volume air cukup tinggi tetap terjadi.
Dari kejadian itu, Anies meyakini kunci antisipasi banjir ada pada pengendalian air dari sisi selatan, sebelum akhirnya melimpah Jakarta sebagai pesisir.
“Artinya, kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir,” tukasnya.
“Kalau bisa dikendalikan, insya allah bisa dikendalikan. Tapi selama kita membiarkan air mengalir begitu saja, selebar apa pun sungainya, maka volume air itu akan luar biasa,” ujar Anies mengakhiri sesi wawancara.1 dari 1 halaman
Pernyataan Anies tersebut sebagai bentuk klarifikasi atas penilaian Basuki penyebab banjir karena tidak adanya normalisasi Kali Ciliwung.
Ia menyebut sepanjang 33 km Kali Ciliwung Pemprov DKI baru melakukan normalisasi 16 km saja. Jumlah panjang kali yang telah dinormalisasi dikatakan Basuki akan dari potensi banjir.
“Namun mohon maaf Bapak Gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat insya allah aman dari luapan. Tapi yang belum dinormalisasi tergenang,” kata Basuki.([MERDEKA.COM)