LIMA CENTIMETER PER SECOND
1/ melihat sakura jatuh
perlahan menjadi wajahmu
merah muda dan lembut pipi
berdesir di mataku
2/ seperti kapas
diterbangkan dingin
membeku dan gugur
di jendela dan atap rumahku
memenuhi semuanya
3/ aku ingin ke masa lalu
saat daun momiji memerah
seperti ke dua hati kita
dipisahkan jarak
sebelum kedinginan kini
4/ aku kangen musim panas
di mana sungai dan kunang-kunang
memasang furin di jendela kamarmu
sedang kita enggan memakai baju
sebab hati kita sama-sama bara
5/ kini aku menunggu
musim yang beku ini berakhir
dan kembali memulai bersamamu
menghitung sakura jatuh
menghitung berapa cepat
pipimu memerah.
Cianjur, 2019
DI TAMAN MASA DEPAN
Di taman di masa depan
Tak ada hewan berkeliaran
Tak ada belalang
Hanya bunga yang dirawat
Aku sendiri
Di taman di masa depan
Di dalam rumah kaca
Aku ciumi bunga-bunga
Lalu kuserbuki satu-satu
Di taman di masa depan
Tak ada belalang
Tak ada serangga
Tak ada!
Cianjur, 2019
API UNTUK MAWAR
Kita berikan api
Yang seperti mawar
50.000 tahun tak bisa hidup sendiri
Pada tiap-tiap yang sunyi
Kita berikan
Api yang ditiru oleh sebatang mawar
Penuh merah di tangkai putih
Dengan tubuh yang diburu resah
Kita
Berikan catatan kehidupan
Pada api yang menghangatkan
Tujuh miliar mawar
Kita sulap menjadi kekasih
Cianjur, 2019
SORE DI BULAN KEMARAU
Pertama ada retakan
Tanah kecil disapu angin
Embus aroma si mati
Pada kata-kata
Matahari semakin pendek
Aku bisa melihat
Betapa kecil tubuh ini
Cianjur, 2019
—
Muhammad Sulaiman Fauzi. Lahir di Cianjur lima Mei 1999. Berdiam di Kp. Cisaat, Desa. Sabandar. Kecamatan. Karang Tengah, Kab. Cianjur.