Ricuh Soal Kongres PAN, Palu sidang Dibawa Kabur Zulhas

oleh

Jakarta – Eks Ketua DPP PAN Agung Mozin mengungkap rapat harian PAN yang membahas soal Kongres pemilihan ketua umum semalam berakhir ricuh. Petahana Ketum Zulkifli Hasan disebut lari terbirit-birit membawa palu sidang.

“Seorang ketua umum partai kabur terbirit-birit bawa lari palu sidang saat memimpin rapat yang teramat penting, yaitu agenda penetapan lokasi kongres. Yang saya maksud adalah Zulkifli Hasan, Ketum PAN,” ungkap Agung kepada detikcom, Sabtu (21/12/2019).

DPP PAN memang menggelar rapat harian semalam, Jumat (20/12), sebagai tindak lanjut dari Rakernas beberapa waktu lalu. Zulkifli diketahui memimpin rapat persiapan Kongres pemilihan ketum. Rapat turut dihadiri Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Waketum PAN Ahmad Hanafi Rais, Waketum PAN Mulfachri Harahap, Waketum PAN Bima Arya, Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, dan lainnya.

Menurut Agung, Zulhas pergi terburu-buru karena tidak ingin rapat yang juga dihadiri kubu lawannya dilanjutkan. Rapat disebut dilakukan tanpa ada diskusi saat pemilihan panitia Kongres.

“Dia tidak ingin rapat dilanjutkan. Ketika dia buka rapat, hanya kira-kira 5-7 menit, untuk menentukan lokasi Kongres, lalu akan membentuk tim, itu masih nggak apa-apa,” ujar Agung.

Baca Juga :   Airlangga Hartarto Optimis, Golkar-PAN-PPP Sudah Memenuhi Syarat untuk Mengusung Capres di 2024

Namun rapat menjadi rusuh karena tiba-tiba Zulkifli Hasan menunjuk sepihak loyalisnya, Sekjen PAN Eddy Soeparno, sebagai Ketua Steering Committee (SC) dan Ketua DPD PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) sebagai Ketua Organizing Committee (OC).

“Semalam itu dia langsung angkat Eddy Soeparno sebagai Ketua SC dan Eko jadi OC. Kemudian pada nggak setuju. Padahal dalam rapat sebelumnya diputuskan lewat voting yang jadi ketua SC adalah Saleh Daulay,” urai Agung.

Peserta rapat, termasuk yang terdiri atas kubu lawan Zulhas, disebut memprotes keputusan itu. Namun, menurut Agung, Zulhas tak menggubrisnya dan langsung menutup rapat.

“Ketika orang-orang sudah pada teriak-teriak protes, dia langsung ketok, kabur terbirit-birit bawa palu di dadanya. (Rapat) rusuh, mereka membawa preman-preman, beberapa orang dari luar, (yang bawa) Zulkifli Hasan,” sebutnya.

Agung mengatakan seharusnya pemilihan panitia Kongres dilakukan secara voting. Namun Zulhas memutuskan secara sepihak untuk mengangkat pihak-pihak yang mendukungnya sebagai panitia Kongres.

“Pak Amien juga sudah ada di situ. Waktu mau voting, jumlah pendukung dia dan lawan seimbang. Makanya dia kabur, sudah nggak pede dia. Dia sudah tidak menghargai Pak Amien. PAN sudah seperti partai abal-abal. Orang-orang yang terdidik jadi seperti ini,” tutur Agung.

Baca Juga :   Ribut Pengusulan Calon Bupati Buton Utara, Kader Golkar: Menolak Mantan Bupati yang Sudah Diusung PAN

Setelah menutup rapat di kantor DPP, Zulhas disebut menggelar rapat kembali bersama para pendukungnya. Rapat digelar di rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra di Jakarta Selatan.

“Kemudian (Zulhas) kabur ke rumah dinas Ketua MPR di (kompleks) Widya Chandra dan melanjutkan rapat dengan pendukungnya sehingga rapatnya tidak sah. Selain rapat bukan di kantor DPP PAN, juga telah menggunakan fasilitas rumah dinas untuk kepentingan pribadinya,” ujar Agung.

“Rumah dinas Zulkifli Hasan sebagai wakil harus pindah, tapi dia masih bertahan di tempat yang mesti ditempati oleh Ketua MPR yang baru, Bambang Soesatyo (Bamsoet), tapi malah nggak mau keluar dari sana,” tambahnya. Zulkifli pada periode DPR/MPR sebelumnya memang menjabat sebagai Ketua MPR, namun periode ini posisinya diisi Bamsoet dan Zulkifli menjadi Wakil Ketua MPR.

Agung tidak berada di ruang rapat karena sudah tak ada posisi. Namun ia tetap berada di arena rapat yang awalnya digelar di kantor DPP PAN, Jl. Daksa I No 10, Jakarta Selatan.

Baca Juga :   Pengamat Sebut Penjagaan kepada Kepala Negara Lebih Diperketat Lagi

“Saya di luar arena rapat karena sudah diberhentikan. (Tadinya) salah satu Ketua DPP PAN. Banyak nama yang dia berhentikan (Zulhas) karena tidak mendukung dia. Dan (Zulhas) mengangkat orang-orang pendukung dia tanpa melalui mekanisme partai. Orang-orang yg tidak sepandangan dengan dia langsung di-plt-kan,” tutur Agung.

Agung mengaku tidak berada di kubu Amien Rais maupun kubu kandidat caketum PAN lainnya. Dia hanya ingin agar Zulhas tak lagi memimpin PAN.

“Dia memimpin rapat suasana sudah kubu-kubu sudah berhadap-hadapan, tapi di luar itu ada kubu lain. Saya tidak dukung siapa-siapa, hanya kritis terhadap sikapnya yang ugal-ugalan ngurus partai. Saya nggak dukung kandidat, saya benar-benar di luar mereka. Saya sejak awal asalkan bukan Zulhasan,” beber Agung.

Seperti diketahui, kalangan internal PAN memanas jelang Kongres pemilihan Ketum PAN. Kubu Zulkifli Hasan dan kubu loyalis Amien Rais saling mengklaim mendapat banyak dukungan.

Zulkifli diketahui akan kembali maju sebagai ketum. Amien Rais tak memberikan restu atas niat besannya itu dan memberikan dukungan lewat kandidat lain, seperti kepada Mulfachri Harahap dan Dradjad Wibowo. (detikcom)