Jakarta – Cerita suami yang kesulitan membujuk istrinya mencukur rambut kemaluan viral di media sosial. Dalam tangkapan layar pesan yang beredar sang suami bercerita awalnya tidak masalah namun lama-lama muncul rasa risi setelah pernikahan berjalan enam tahun lebih karena istrinya masih tidak mau merapikan rambut kemaluan.
“Saya sudah sering ingatkan tapi ga mau cukur2. Saya sering blng keluhan saya dan tanya apa pernah trauma sama cukur bulu apa gimana dia bilang ga, cuma ga pengen aja,” tulis pesan dalam tangkapan layar yang dibagikan oleh pengguna Twitter @komnthy pada Jumat (1/11/2019).
“Saya ga tau lg harus cara apa ingetin istri dan biar istri ngerti kalau saya kesiksa sama bulu kemaluannya. Saya risih liatnya kaya jorok, saya jadi malas hubungan badan,” lanjutnya.
Beberapa netizen memberikan reaksi, kebanyakan mendukung agar rambut kemaluan sang istri dirapihkan. Tujuannya demi menjaga kebersihan.
Mencukur rambut kemaluan disebut spesialis kulit dr I Gusti Nyoman Darma Putra, SpKK, dari D&I Skin Centre sebetulnya boleh saja. Hanya saja harus ekstra hati-hati agar tidak memotong terlalu pendek sehingga malah menimbulkan luka.
“Area yang berambut kadang lembap, terutama saat berkeringat banyak, sehingga harus rutin dibersihkan sangat mandi. Mencukur juga harus hati-hati, jangan sampai terjadi luka pada area tersebut karena memotong terlalu pendek,” kata dr Darma beberapa waktu lalu.
Metode ‘merapikan’ rambut kemaluan ini juga perlu diperhatikan. Beberapa teknik yang ada seperti plucking, waxing, shaving, hingga laser memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Kalau orang habis removing pubic hair harus menjaga, misalnya diberi krim antibiotik. Krim antibiotik di mana gunanya kalau habis cukur biasanya ada folikel kulit rambut yang terbuka, biasanya akan timbul-timbul jerawat,” komentar ahli kulit lainnya dr Armansjah Dara Sjahrudin, SpKK. (**)
Sumber : detikcom
